New Post

recent

Investasi ORI018: Manfaat Tanpa Henti, Untuk Bekal di Hari Nanti

Pemerintah Republik Indonesia melalui Kementrian Keuangan Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Resiko baru saja meluncurkan Surat Berharga Negara (SBN) ritel ORI18 pada tanggal 01 Oktober 2020. Penerbitan surat berharga ini merupakan langkah pemerintah untuk membiayai defisit APBN akibat dampak pandemi Covid-19. Dengan tingkat kupon sebesar 5,7 % per tahun, masyarakat yang berminat berinvestasi pada instrumen ini bisa mulai memesannya secara online.


Berbeda dengan instrumen investasi lain, SBN ritel ORI18 memiliki beberapa keunggulan. Diantaranya, dari segi keamanan.

"ORI18 ini diterbitkan pemerintah, jadi Insya Allah aman. Kalau di luar mungkin banyak yang abal-abal, nah, ini diterbitkan pemerintah" ujar Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan Luky Alfirman saat meluncurkan ORI18 secara virtual, Kamis (1/10/2020).

Keunggulan lainnya ialah kemudahan dalam pembelian. ORI18 dapat diperoleh secara daring sehingga investor yang berminat hanya perlu mengaksesnya melalui gadget seperti smartphone atau laptop. Luky bilang, dulu jika investor ingin memberi SBN ritel, mereka harus datang ke bank. Bank pun hanya melayani di kota-kota besar saja, tidak bisa menjangkau ke kota kecil.

"Kemudian, return ORI18 ini sebesar 5,7 persen dan sifatnya fix. Dan kita juga kerjasama dengan mitra distribusi yang ikut memasarkan ORI18 ini, yaitu bank, bursa efek, dan fintech," ujar Luky.

Dan yang paling penting, investasi melalui SBN ritel tidak cuma sekadar menanam modal dan memanennya di masa depan, namun turut berkontribusi dalam pemulihan ekonomi nasional. Sebagaimana diketahui, penyebab melebarnya defisit APBN dikarenakan pemerintah menggelontorkan dana untuk mengatasi masalah kesehatan, sebagai jaring pelindung sosial dan dukungan terhadap dunia usaha terutama UMKM di tengah pandemi. Dengan berinvestasi di ORI18, maka investor turut membantu pemerintah dalam pembiayaan defisit APBN tersebut sebagai wujud nyata kepedulian untuk Negeri.

"Jadi ini keunggulan yang tidak dimiliki investasi lain sekaligus kita bangun negeri, tangani covid, bantu pemulihan ekonomi dari pandemi," kata Luky.

Bank Indonesia (BI) mencatat per 15 September 2020, realisasi pembelian Surat Berharga Negara (SBN) dengan skema pembagian beban atau burden sharing II di pasar perdana sebanyak Rp 183,48 triliun. Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo memastikan, realisasi pembelian SBN tersebut dengan mekanisme secara langsung. Sebagaimana yang diatur dalam Surat Keputusan Bersama (SKB) Menteri Keuangan dan Gubernur BI pada 7 Juli 2020 atau skema burden sharing II.

"Posisi pada 15 September ini, realisasi pendanaan dan pembagian beban untuk pendanaan public goods dalam APBN tahun 2020 melalui mekanisme pembelian SBN secara langsung mencapai Rp 183,48 triliun," kata Perry dalam Rapat Kerja bersama Komisi XI DPR RI terkait Laporan Semester I Kinerja Bank Indonesia, di Komplek Parlemen, Senin (28/9). Perry merinci, berdasarkan skema burden sharing II, disepakati pembiayaan untuk public good sebesar Rp 397,56 triliun. Kemudian pembiayan untuk non-public goods terkait UMKM disetujui sebesar Rp 177,03 triliun.

Adapun, realisasi pembagian beban dengan pemerintah untuk non-public goods terkait UMKM telah terserap Rp 44,38 triliun. Oleh karena itu, sambung Perry, realisasi pembelian SBN ini menunjukkan komitmen BI dalam pembelian SBN. "Sehingga pemerintah lebih fokus pada upaya akselerasi realisasi APBN untuk mendorong pemulihan perekonomian nasional," pungkasnya. 

Manfaat Tanpa Henti, Untuk Bekal di Hari Nanti 

Investasi ORI018: Manfaat Tanpa Henti, Untuk Bekal di Hari Nanti Reviewed by Djoernalist on 11:34 PM Rating: 5

No comments:

All Rights Reserved by Djoernal Saham © 2020 - 2025
Powered By Blogger, Designed by Sweetheme

Contact Form

Name

Email *

Message *

Powered by Blogger.